Ibu Ini Pengrajin Batik Micro Bolong

0 komentar



 Tumpukan kain batik Mrico Bolong dengan pelbagai corak motif khas Mojokerto tertata rapi di etalase ruang tamu berukuran 3,5 x 2,5 meter. Etalase itu berada di rumah Ernawati (35), perajin batik Mrico Bolong di Kampung Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Bagi Ernawati, batik bukan hal baru. Sejak usia anak-anak, dia sudah mampu menorehkan canting di atas kain batik dengan motif Mrico Bolong. Keterampilan sekaligus penguasaan membatik dia peroleh dari ibunya, Ny Karmuah (60), yang dikenal sebagai perajin batik khas Mojokerto. Keterampilan membatik yang terasah sejak kecil itulah yang mendorong Ernawati mengembangkan usaha kecil batik Mrico Bolong di rumah tinggalnya.

”Sejak usia 9 tahun saya sudah bisa membatik. Saya pun sempat bekerja dan menjadi buruh, membatik di rumah Mak Maslukah,” kata Ernawati, ibu dua anak.

Istri dari Zainudin (42) ini mulai mengembangkan kerajinan sekaligus membuka usaha kecil kerajinan batik Mrico Bolong khas Mojokerto tahun 1997 dengan modal Rp 500.000. Bersamaan dengan perkembangan usahanya, ia pun mengajak kaum ibu di kampungnya untuk menjadi pembatik sekaligus mitra kerja dalam pengembangan usaha kecil kerajinan batik Mrico Bolong khas Mojokerto.

”Sekarang ini ada lebih kurang 15 keluarga, khususnya ibu-ibu, yang menjadi mitra kerja usaha kecil-kecilan batik Mrico Bolong yang saya kembangkan,” katanya. Sebelumnya, Ernawati membekali mereka keterampilan membatik.

Motif batik Mrico Bolong yang menjadi dasar dari kekuatan sekaligus keunikan batik asal Mojokerto ini menjadi bagian dari kekayaan seni batik Nusantara. Motif batik Mrico Bolong bisa dipaduharmonikan dengan motif-motif batik apa pun.

”Motif batik Mrico Bolong itu saya kreasikan dengan motif-motif khas Majapahit. Sampai kini sudah lebih dari 40 motif batik Mrico Bolong yang saya ciptakan,” kata Ernawati. Namun, baru sebagian saja yang dia patenkan. ”Biaya mematenkan hak cipta relatif mahal,” katanya.

Desain batik Mrico Mojo hasil ciptaan Ernawati yang sudah dipatenkan antara lain batik Mrico Bolong motif Sisik Gringsing, Mrico Bolong motif Lompong, Roro Renteng, Bunga Matahari, Pring Sedapur, Bata Ditata, Surya Majapahit, Lerek Kali, Buah Mojo, dan Sekar Jagad. Soal harga jual kain batik bervariasi, tergantung kualitas kain dan tingkat kesulitan membatik. Harga termurah Rp 350.000 dan termahal Rp 2,3 juta.

”Untuk mengerjakan batik Sekar Jagad khas Mojokerto membutuhkan waktu lebih kurang satu setengah bulan dan harganya Rp 2,3 juta. Kain batik Mrico Bolong motif Lompong harganya Rp 1,75 juta,” kata Ernawati menjelaskan.

Memberdayakan perempuan
Dari usaha kecil kerajinan batik khas Mojokerto itulah Ernawati memberdayakan kaum perempuan dan memberikan sumber nafkah ibu-ibu rumah tangga di kampungnya. Sejak usaha batik miliknya terus berkembang dengan omzet Rp 30 juta-Rp 40 juta per bulan, kini tak kurang 18 ibu dari 15 keluarga bergantung pada usaha kerajinan batik Mrico Bolong yang diusahakan Ernawati.

”Kalau kemampuan membatik mereka sangat baik dan tidak malas-malasan, mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp 650.000 per bulan,” katanya.

Ernawati mengeluhkan tingginya harga bahan baku kain batik saat ini. Padahal, katanya, harga kain batik sulit dinaikkan. Keadaan diperparah dengan banjir kain batik printing yang sangat murah.

”Harga bahan baku kain batik sangat mahal. Misalnya, kain primisima kualitas biasa Rp 585.000 per piece. Padahal, sebelumnya hanya Rp 350.000,” ujar Ernawati.

Banjir batik printing di pasaran memukul perajin dan usaha kecil batik sebagaimana yang dirasakan Ernawati. ”Harga kain batik printing yang hanya Rp 30.000 di pasaran menghancurkan usaha kecil batik tulis,” katanya.

Hasil usaha kecil batik Mrico Bolong khas Mojokerto kreasi dan inovasi Ernawati memenuhi order pedagang batik di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Probolinggo, Madura, Bekasi, hingga Kalimantan.

”Beberapa hari lalu saya dapat telepon orderan dari Yogyakarta. Karena belum saya kenal, tidak saya penuhi,” kata peraih penghargaan juara satu lomba desain batik atas karyanya, ”Ayam Bekisar”, tahun 2010 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur ini.

Ernawati patut bangga dengan hasil kreatif-inovatifnya dalam mengembangkan batik Mrico Bolong di bumi Majapahit (Mojokerto). Pasalnya, sejak tahun 2002 desain batik Mrico Bolong karyanya telah menjadi seragam wajib pegawai instansi pemerintah dan kantor-kantor dinas di wilayah kota dan kabupaten Mojokerto. Kain batik ciptaan Ernawati menjadi bagian dari identitas masyarakat Mojokerto.

Sebagai perajin sekaligus kreator dan inovator desain dan motif batik Mrico Bolong khas tanah Majapahit, Ernawati menyimpan obsesi besar untuk memasyarakatkan kain batik Mrico Bolong sebagaimana kain batik asal Yogyakarta, Solo, dan Madura yang lebih dahulu dikenal luas oleh masyarakat.

Meski batik Mrico Bolong belum setenar batik dari daerah lainnya, Ernawati mengaku tidak patah arang. Dia terus berusaha menggapai obsesinya dengan mengikuti berbagai ajang pameran hasil kerajinan usaha kecil-menengah di Surabaya dan Jakarta.

”Kalau nanti keinginan saya punya show room batik Mrico Bolong di kota kelahiran saya sudah terwujud dan usaha ini berkembang pesat, baru saya berpikir untuk membuka cabang di kota-kota besar, seperti Surabaya dan Jakarta,” katanya.

Kini, Ernawati mengaku senang batik Mrico Bolong yang kaya motif diminati pembeli dari mancanegara. ”Sudah ada beberapa orang asing dari Jepang, Belanda, dan Australia yang membeli kain batik Mrico Bolong dan mereka datang ke rumah,” katanya.

Ernawati amat berharap Pemerintah Kota dan Kabupaten Mojokerto ikut membantu memasyarakatkan dan mengenalkan batik Mrico Bolong.

”Saya sangat senang kalau pemerintah mau membantu mengenalkan batik Mrico Bolong yang saya kembangkan ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri,” katanya.

Ernawati
* Lahir: Mojokerto, 27 September 1976
* Suami: Zainudin (42)
* Anak: - Erika Indah Puspita (15)- Reza Dwi Anggraini (11)
* Pendidikan    terakhir: Sekolah Menengah Ekonomi Atas PGRI Sooko (1994)
* Penghargaan:
- Juara I Lomba Desain Motif Batik (”Ayam Bekisar”) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (2010)
- Juara 2 Kartini Award dari Surabaya Plaza Hotel (2008)
- Prasamya Kertanugraha kategori Wirausaha Perempuan dari Dinas Koperasi/UKM Provinsi Jawa Timur (2008 dan 2009)
(Abdul Latif)


Sumber: Kompas Cetak

Bisnis Nugget Bermodal 150 Ribu

0 komentar

 Anindita Damayanti terbilang masih muda saat menikah pada tahun 2003 lalu. Usianya kala itu baru 20 tahun. Kendati
demikian, Anin, demikian sapaannya, sudah mantap berkomitmen untuk fokus mengurus keluarga. Ia menghentikan total kegiatannya sebagai mahasiswi jurusan Food and Beverage (kuliner) di Universitas Sahid Jakarta.
Sejak remaja Anin mengaku sudah hobi memasak. Itulah alasan mengapa ia tertarik mengambil jurusan kuliner saat kuliah. “Saya sangat gemar mengoleksi buku-buku masakan. Bahkan saya bisa ketiduran jika membaca buku-buku resep masakan,” cerita Anin. 
Sebagai seorang ibu yang sangat memerhatikan kebutuhan keluarga, Anin berupaya untuk memberikan yang terbaik  bagi  keluarga, termasuk  soal asupan makanan dan  gizi untuk sang anak. Saat anak pertamanya, Nikkei, masih balita, Anin sempat kebingungan karena Nikkei tidak suka mengonsumsi sayuran.
“Setiap  diberi sayuran  pada menu makanannya selalu tidak dimakan,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 13 Maret 1981 ini.
Menurut Anin, anaknya selalu merasa enek, bahkan muntah, jika diberi sayuran. Padahal sayuran sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang sang anak. Anin melihat Nikkei malah gemar mengonsumsi makanan olahan terutama nugget. 
“Anak saya suka sekali makan nugget yang dibeli di supermaket. Sementara saya sangat takut karena tidak mengetahui kandungan bahan  yang digunakan,” tutur istri Rendra Toro ini.
Kekhawatiran terhadap produk olahan massal ini bertambah karena Anin melihat  tanggal kedaluarsa yang tertera di kemasan produk jangka waktunya sangat lama. “Kedaluarsanya bisa sampai setahun. Mungkinkah jika tanpa pengawet makanan bisa bertahan selama itu?” tegas Anin.


Takut anaknya ketagihan dengan makanan berpengawet dan mengandung MSG, Anin pun berusaha mencari solusi. Tanpa pikir panjang, ia mencoba berinovasi dengan membuat nugget sendiri. Nugget yang berbahan dasar daging ayam tersebut ditambahkan dengan berbagai jenis sayuran. Awalnya Anin mencoba memasukkan wortel yang dihancurkan dengan blender sebagai bahan campuran nugget. Karena memang bakat dalam urusan dapur, nugget buatannya langsung disukai seluruh keluarga, termasuk anaknya yang memang gemar makan nugget.  Hal ini tentu membuat Anin jadi tambah semangat berinovasi agar Nikkei gemar makan sayur.  Agar tidak bosan, Anin lantas mencoba berkreasi dengan membuat nugget bayam dan brokoli.



Sebagai mahasiswi kuliner, Anin sangat paham dengan kandungan dan nutrisi yang terdapat dalam sayuran-sayuran pilihannya. Ditambah lagi sang mertua, yang juga seorang peneliti di bidang kesehatan, turut memberi masukan pada eksperimen nugget yang dibuatnya. Anin menjelaskan, pada wortel ada kandungan beta karoten yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Sementara brokoli mengandung nutrisi  yang sangat baik bagi penderita penyakit jantung.

“Untuk bayam, saya lebih memilih jenis bayam merah karena lebih kaya antioksidan ketimbang bayam hijau,” jelas Anin semangat.
Jualan di sekolah
Suatu hari  seorang teman berkunjung ke rumah Anin. Kebetulan saat itu Anin baru saja selesai membuat nugget sayuran  sebagai santapan makan siang keluarga. Sang teman pun turut mencoba nugget unik buatan Anin. Seperti kebanyakan ibu lainnya, teman Anin ini juga memiliki masalah dengan anaknya yang enggan makan sayur. Setelah mencoba nugget buatan Anin, sang teman langsung semangat minta dibuatkan nugget serupa untuk anaknya di rumah.  Anin lantas diminta temannya untuk menjual nugget sayurnya tersebut. Ide ini langsung Anin sambut baik.


 “Untuk awal, saya membuat variasi nugget sayuran dan nugget keju sebanyak 30 bungkus. Saya menjajakannya pada orang tua murid di TK tempat anak saya bersekolah,” ujarnya.

Tak disangka, ternyata nugget yang dijual Anin ludes terjual. Para orang tua murid rupanya penasaran dengan rasa nugget tersebut.  Keesokan harinya, telepon Anin pun berdering-dering karena banyak yang memesan nugget sayuran. “Mereka senang karena anak-anak mereka juga suka,” ujar Anin tersenyum.


Modal awal yang dibutuhkan  Anin untuk membeli bahan nugget adalah Rp 150 ribu. Uang tersebut untuk membeli bahan utama nugget, yakni daging ayam giling, sayuran (wortel, bayam, dan brokoli), keju, telur, tepung maizena, tepung roti, serta cornflakes. Pembuatan nugget pun sangat sederhana dan mudah. Dengan komposisi yang sesuai dan seimbang, semua bahan dicampur lalu dicetak dalam loyang dan dikukus. Setelah matang, nugget dilumuri dengan tepung roti dan siap dikemas tanpa menggunakan bahan pengawet. Jika disimpan dalam freezer, nugget akan bertahan sampai dua minggu.



Bikin situs dan sistem agen
Lama-kelamaan nugget buatan Anin semakin dikenal. Selain sesama orang tua murid, kerabat  dan teman-temannya yang lain selalu antri memesan.  Melihat peluang ini, Anin pun melakukan promosi lewat internet. Situs www.nuggetku.net78.net dibuat untuk mempromosikan produk nuggetnya yang diberi label Nuggetku tersebut.  Di situs tersebut tertera nomor telepon dan alamat pemesanan nugget.

Sejak situsnya diluncurkan, Anin langsung kebanjiran order. Rata-rata orang penasaran dengan rasa nugget sayuran karena terbilang unik dibandingkan nugget-nugget lain yang dijual di supermarket atau pasar. Soal rasa, Anin mengaku memang tidak mirip dengan nugget buatan pabrik.
“Karena dicampur sayuran dan tidak menggunakan MSG, rasanya akan sedikit hambar. Namun kekenyalannya mendekati nugget daging untuh,” ujar ibu dua anak ini.


Anin juga sempat mendapat pesanan dari luar pulau Jawa, seperti Makassar dan Papua. Namun kendalanya, jika dikirim ke tempat-tempat yang jauh, saat tiba di tempat si pemesan nugget sudah tidak dalam keadaan beku. “Jadi harus langsung disimpan lagi ke freezer agar rasa dan kesegarannya terjaga,” jelas Anin. 

Suatu hari seorang teman Anin  mengaku tertarik untuk menjadi agen Nuggetku ini. Anin menyambut baik ide keagenan untuk memperluas jangkauan penjualan. Mekanisme sistem keagenan dilakukan dengan cara membeli putus produk Nuggetku sebanyak 30 bungkus. Untuk konsumen yang membeli secara eceran, Anin mematok harga  Rp 16.500 per bungkus, dengan berat 200 gram dan berisi 10 potong nugget.  Selain lewat pemesanan melalui telepon, nugget Anin juga bisa dijumpai di salah satu toko makanan organik di kawasan BSD, Serpong, Tangerang.


Tanpa asisten
Dalam seminggu paling sedikit Anin menerima order sebanyak 20 bungkus nugget. Seringkali dalam seminggu ia bisa menerima pesanan sejumlah Rp 2 juta. Jika diakumulasikan, sebulan Anin bisa menerima sebanyak Rp 8 juta dengan keuntungan bersih mencapai 40 persen. Untuk memproduksi nugget, biasanya Anin melakukannya di hari Senin dan Kamis.

“Jadi  tidak melulu  memproduksi, nanti kasihan anak-anak dan suami kalau saya terlalu sibuk mengurusi produksi nugget,” ungkapnya.


Untuk peralatan produksi Anin hanya mengggunakan alat-alat sederhana yang sudah ada di dapurnya, yakni blender, loyang, penggorengan, dan kompor. Pengerjaannya juga dilakukan sendiri tanpa bantuan asisten. “Pernah saya merekrut asisten tapi hasil nugget-nya sangat berbeda dengan yang saya inginkan,” jelasnya.

Dengan kegiatannya saat ini Anin mengaku cukup puas. Pasalnya ia bisa menyalurkan hobi memasak, sekaligus menghasilkan uang tanpa harus mengabaikan keluarga. Sebelum menjalankan usaha nugget, Anin  juga sempat ingin membuka rumah makan. Niat ini terlintas karena sebagai ibu rumah tangga ia juga ingin punya aktivitas yang berhubungan dengan dunia kuliner atau masak-memasak. Tapi niat itu diurungkan karena  butuh waktu penuh untuk menjalankan bisnis rumah makan. Walau mengaku  pendapatannya dari menjual nugget belum seberapa, Anin sangat bangga.
“Paling tidak karya kita sudah diakui dan diminati orang. Selain itu, bisa menghasilkan uang namun tetap memperhatikan keluarga, sudah membuat saya puas,” ujarnya bangga.


Kiat Sukses Anin:
Menyukai dan mencintai apa yang kita kerjakan.
Jeli melihat peluang di sekitar.
Selalu membuat inovasi agar produk kita berbeda dari yang lain.
Terus mencoba dan jangan takut gagal.



Alamat Nuggetku
Tlp: 085691894100
Situs: www.nuggetku.com, www.nuggetku.net78.net

(Ira Nursita)


Sumber: Majalah Sekar